Selasa, 23 September 2014

Curug Lawe


Banyak terdapat air terjun di sekitar Gunung Ungaran, salah satunya adalah Curug Lawe. Curug ini berada di sebelah utara anak-anak Gunung Ungaran dan menjadi hulu Kali Banjir Kanal Barat atau Kali Garang di kota Semarang. Dinamakan Curug Lawe karena konon jumlah air terjun yang ada, baik dari yang besar hingga yang terkecil berjumlah 25 buah (yang dalam bahasa jawanya Selawe).

Curug Lawe ini terletak di desa Kalisidi, Kabupaten Semarang. Perjalanan menuju ke Curug Lawe cukup mudah. Sambil menyusuri jalan Raya Gunungpati, kita bisa mencari petunjuk arah menuju ke Curug Lawe yang kemudian mengantarkan menuju Desa Kalisidi. Dari jalan raya, dibutuhkan waktu sekitar 20 menit untuk mencapai pintu masuk air terjun. Di pintu masuk, kita hanya perlu membayar retribusi sebesar Rp 4.000/orang.

Jalur menuju curug cukup jauh, memakan waktu dari 1 – 1,5 jam perjalanan. Jalur yang dilewati pun bervariasi, mulai dari aliran sungai hingga menyeberang sungai. Jalan pertama yang kita lewati adalah jalan saluran air. Jalur ini cukup menyenangkan, karena kita bisa menikmati aliran air sungai dan pemandangan hijaunya hutan. Selain itu, kita juga bisa berfoto di jembatan kayu yang memiliki pemandangan yang sanga bagus. Sesampainya di bangunan tempat pengaturan debit air, kita akan masuk ke jalur kedua.

Setelah jalur aliran air, kita akan melewati jalan setapak. Akan ada petunjuk arah yang membantu kita dalam menyusuri jalan. Kemudian, nantinya akan ada jalan bercabang yang terbagi menjadi dua. Yang pertama menuju Curug Benowo, dan yang kedua menuju ke Curug Lawe. Kalian bisa memilih yang mana saja, entah itu curug benowo atau Curug Lawe. Kalau memilih curug benowo dulu, kita bisa langsung menuju ke curug lawe tanpa kembali ke jalur percabangan.


Pemandangan Curug Lawe sangat indah, disertai debit air jatuh yang cukup deras. Curug Lawe berada dalam tebing yang melingkar. Dibandingkan dengan Curug Benowo, pemandangan Curug Lawe lebih eksotik. Seakan-akan memberikan pesona pada pandangan Anda. Keindahan alam di sana setimpal dengan rasa lelah yang Anda dapatkan sewaktu berjalan kaki menuju curug tersebut.

Senin, 22 September 2014

Menjaga Kesehatan Si Kucing

Sering kali kita mendengar kucing selalu disalahkan akibat kemandulan seseorang, terutama karena hewan ini bisa menjadi pembawa virus toxoplasma yang menempel pada fesesnya. Selain itu, kucing juga sering disalahkan karena bulu-bulunya yang bisa menyebabkan asma. Padahal, kalau kita mau belajar lebih jauh, tidak hanya kucing yang bisa menjadi pembawa penyakit.

Hewan peliharaan lainnya, maupun hewan liar di sekitar kita bisa menjadi pembawa penyakit untuk diri kita sendiri. Toxoplasma misalnya. Virus tersebut tidak hanya diidap oleh kucing, melainkan juga sapi bahkan ada pada tanaman. Bila kita senang makan daging setengah matang maupun sering makan sayuran yang kurang bersih, maka waspadalah, kita pun rawan terkena virus tersebut.



Pertama-tama, untuk menjaga kesehatan si kucing, pastikan agar litter box atau tempat penampung pup si kucing bersih setiap hari. Jangan biarkan ada kotoran menggumpal di sana karena si kucing pasti akan pup di sembarang tempat. Kemudian, pastikan makanan si kucing pun matang. Jaga dia jangan sampai makan hewan sembarangan, seperti cecak, tikus, atau apa punlah, karena daging mentah terkadang bisa menjadi pembawa virus toxo. Rebus atau goreng ikannya sampai benar-benar matang pada si kucing, atau berikan si kucing makanan dari pet shop.

Setelah itu, vaksinasi si kucing dengan vaksin rabies atau juga vaksin lainnya, supaya hewan peliharaan kita tidak menularkan penyakit berbahaya untuk keluarga kita. Bisa juga mensterilkan si kucing supaya anda tidak kerepotan merawat kitten-kitten (maksudnya anak-anak kucing) secara terus-menerus. O, ya, sterilisasi, selain untuk mengendalikan jumlah populasi kucing di rumah anda, juga bermanfaat supaya anda tidak terganggu dengan kucing yang sedang birahi. Jika anda punya kucing betina atau jantan, dan mereka dalam masa birahi, maka siap-siap saja mendengar suara berisik kucing-kucing itu sehari semalam sampai mereka kawin. Selama belum dikawinkan, kucing-kucing itu tidak akan berhenti mengeong dan mengganggu seisi rumah.

Dengan merawat dan memperhatikan kesehatan si kucing, maka kita pun sama saja menjaga kesehatan bagi keluarga kita sendiri ^_^

Persiapan Merawat Kucing



Suatu ketika saat melihat hewan-hewan lucu di pet shop, Anda melihat beberapa ekor hewan yang menarik perhatian hingga tertarik untuk membelinya? Atau.... ketika berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan, menemukan anak kucing kecil yang menyedihkan hingga timbul rasa untuk memeliharanya? Sebelum memelihara kucing-kucing tersebut, ingatlah satu hal. Pastikan anda sabar dan telaten dalam merawat mereka. Karena percayalah, tanpa kesabaran dan ketelatenan, bukannya mendapat penghiburan dari hewan-hewan itu, anda malah akan dibuat marah dan jengkel karena kucing-kucing itu merepotkan anda.

Yah..., kucing itu memang hewan yang menggemaskan sekaligus menjengkelkan. Ada komentar menggelikan yang kata-katanya kira-kira begini, ‘kalau kita memelihara kucing, kita tidak akan tahu siapa yang jadi majikan, siapa yang jadi peliharaan’. Hal ini tak lain dan tak bukan karena memang kucing membutuhkan perhatian dan menutut kesabaran kita banyak-banyak.

Saat pertama kali memelihara kucing, pastikan anda sudah memiliki tempat untuk pup si kucing yang biasa dinamai litter box beserta pasirnya, yang bisa pasir kucing sekali pakai atau pasir kucing yang bisa dicuci dan dipakai ulang. Entah itu pasir kucing sekali pakai atau yang bisa bisa dicuci, pastikan kalau setiap hari tidak ada kotoran yang menggumpal di wadah pup si kucing. Hal ini untuk mencegah agar kucing tersebut tidak pup atau kencing di sembarang tempat. Kucing itu hewan yang suka kebersihan, kalau tempat pupnya kotor, dia biasanya cari tempat pup lainnya.


Melatih si kucing untuk pup di tempatnya pun tidak mudah. Saya harus mengajari si anak kucing untuk pup di litter box berkali-kali sampai mereka paham, kalau itu memang tempat untuk pup dan kencing. Kalau kucing dewasa, lebih mudah lagi. Dulu, cara saya termasuk sederhana. Sebelumnya, kucing saya pernah pup sembarangan, sehingga akhirnya saya membawa sebagian pupnya (yang saya ambil dengan sekop khusus) dan saya taruh di litter box. Si kucing akan mengendusnya sendiri sebelum akhirnya paham, kalau di sanalah dia bisa pup dan kencing.

Setelah beres tempat pup, mari kita bicarakan makanan. Untuk kucing luar, biasanya makanan mereka makanan khusus yah semacam royal canin atau makanan-makanan lain yang dijual di pet shop dengan harga bervariasi. Untuk kucing kampung, biasanya lebih muda lagi perawatannya. Dia mau-mau saja dikasih makan nasi yang dicampur dengan ikan rebus. (Ingat, pastikan makanan kucing-kucing anda dalam keadaan matang, supaya dia sehat). Kadang-kadang diberi makanan kucing seperti royal canin, tak apa, hanya untuk selingan saja. Kalau keseringan malah bikin kantong kering. :D



Setelah memastikan tempat pup, makanannya, sekarang tempat tinggalnya. Kita bisa menyiapkan kandang khusus bagi si kucing. Namun, kalau tidak mau repot, kita bisa menempatkan si kucing di suatu area rumah kita. (Kalau kucing kampung sih, tidak masalah dibiarkan di luar). Di sana, siapkan tempatnya supaya bisa tidur atau pun makan dan minum. Jangan lupa mainannya. Kucing pun doyan main, lho.

Kemudian, untuk kesehatannya, bawa si kucing ke dokter hewan untuk mendapat vaksinasi atau sterilisasi pula. Kucing apa pun, entah itu peranakan atau kampung, selama dia dirawat dengan baik, hasilnya pun akan bagus. Dan kucing sebagus apa pun, jika perawatannya jelek, tetap saja akan si kucing bisa sakit. Karena itu, sabar dan telatenlah dalam merawat si kucing. Anggap saja seperti punya momongan yang bisa nyakar dan nggigit. :)))


Jumat, 19 September 2014

Jajanan Pasar (lagi) 2


Jangan bosan-bosan dengan artikel jajanan pasar, ya. Karena memang jajanan pasar itu buanyak dan nggak akan pernah bosan untuk disebutin satu-satu. Nah, setelah yang lalu kita membahas klepon, timus, lemper, dan arem-arem. Enaknya sekarang kita membahas tentang apa, ya? Wah, tenang. Masih ada banyak kok stok jajanan pasarnya.



Siapa yang pernah makan sosis solo? Yep, namanya sosis solo tapi bentuknya nggak kayak sosis, tapi lebih mirip ke risoles dalam versi lebih kecil dan padat. Sampai sekarang pun saya heran, kenapa makanan ini disebut sosis solo. Namun, dari pada pusing memikirkan soal asal namanya, lebih baik kita snatap saja sosis solo ini! Isinya berupa daging ayam cincang dengan rasa manis dan gurih. Nyemm!! Sekali lahap, pasti ingin tambah satu lagi.



Kemudian dilanjut dengan semar mendem. Lagi-lagi di sini saya kena serangan bingung juga. Semar mendem, maksudnya semar mabuk atau bagaimana ya? Bentuknya sih seperti persegi panjang yang gendut. Semar mendem merupakan makanan yang terdiri dari kulit dadar lalu diisi dengan ketan serta cacahan ayam. Rasanya bercampur antara asin kulit dadar, rasa datar ketan dan manis cacahan ayam. Sekilas, rasanya sedikit mengingatkan saya dengan lemper.


Ada juga lapis. Pernah makan lapis? Ini terbuat dari tepung ketan dan sangat manis dengan warna yang bermacam-macam tiap lapisannya. Dari dulu, saya suka liat warnanya tapi tidak suka memakannya. Alasannya satu, makan satu gigitan saja sudah bikin kenyang. Saya ndak tahan dengan rasa manisnya. Jadi, kalau mendapat berkat dan ada isi kue lapisnya, bisanya saya lembar ke anggota keluarga lain yang doyan makan manis-manis. :)))

Masih mau jajanan pasar yang lain?

Jajanan Pasar (Lagi)

Obrol-mengobrol mengenai makanan pasti tidak akan ada habisnya. Terlalu banyak jenis makanan yang ada di Indonesia, bahkan tiap kota pun memiliki penganan khasnya sendiri-sendiri. Sekarang, saya ingin membicarakan beberapa jenis makanan atau jajanan pasar yang kemungkinan besar sering kita jumpai di pasar (khususnya jawa tengah atau jawa timur, karena saya nggak yakin jajanan pasar di provinsi-provinsi lain sama dengan di sini).


Jajanan pasar yang menjadi salah satu kesukaan saya, yang pertama adalah klepon. (Sebenarnya bukan kesukaan juga sih, saya malah lebih suka timus). Klepon ini terbuat dari tepung kanji yang kemudian diisi dengan gula merah lalu direbus kemudian ditaburi parutan kelapa. Jika orang yang memesak klepon ini tidak ahli, akhir pembuatan klepon ini bisa ditebak, adonannya akan lengket satu sama lain dan bentuknya tidak akan kelihatan seperti klepon.


Kemudian, yang kedua adalah timus. Timus merupakan penganan dari ubi yang kemudian ditumbuk kemudian dikepal setalah dicampur dengan tepung kanji serta telur dan ada sedikit garamnya. Baru setelah itu digoreng hingga kuning keemasan. Makanan ini sangat enak dan mengenyangkan, lho. Makan satu atau dua-tiga buah timus bisa kenyang seharian. Apalagi kalau minumnya pake teh atau kopi panas. Hmmm, nikmat!


Setelah itu, ada juga jajanan pasar yang amat mengenyangkan, yaitu Lemper dan arem-arem. Sekilas, kedua makanan ini terlihat sama karena sama-sama dibungkus dengan daun pisang dan bentuknya mirip lontong. Namun, saat kita membuka bungkus daunnya, kita bisa melihat jelas kalau kedua makanan ini berbeda jauh! Lemper terbuat dari beras ketan dan berisi cacahan daging ayam dan terasa manis serta gurih. Sedangkan arem-arem terbuat dari beras yang diisi dengan sambal goreng dan rasanya pedas.

Jadi, piliha kudapan mana untuk menemani pagi atau soremu?

Kamis, 18 September 2014

Segar, Dingin, Nikmat, tapi Bisa Bikin Sakit Gigi!



Ada bermacam-macam es di Indonesia. Saya tidak mengatakan esnya adalah es batu. Kalau es batu, mah, kebanyakan sama. Tapi ini, olahan yang elemen intinya adalah es batu. Tanpa es batu, minuman-minuman ini rasanya jadi kurang nikmat. Ada banyak es di sini, tapi... yang akan dibahas hanya 3 es saja, yaitu es campur, es dawet, dan es rumput laut.


Siapa yang belum tahu ketiga es di atas? Kurasa semua sudah tahu. Dari ketiganya, yang satu-satunya paling beda adalah es dawet. Sedangkan es campur dan es rumput laut terbilang serupa tapi tak sama. Isian untuk es campur dan es rumput laut terbilang mirip seperti buah-buahan, tapi yang paling membedakan antara kedua es ini, kalau es campur tidak ada rumput lautnya, sedangkan es rumput laut ada raumput lautnya. (iyalah! PLAAAK).

Tapi, kuah santan pada es rumput laut terbilang sedikit encer dan lebih banyak dari pada es campur. Kalau biasa memesan es campur, pastinya esnya yang lebih banyak dari kuahnya. Kalau es rumput laut ini sebaliknya. Nah, untuk es dawet, jelas sangat berbeda dari kedua sepupu jauhnya ini. Dawet malah terdiri dari cendol, air santan, dan gula jawa, serta tape dan es. Sama sekali tidak ada buah. Dari ketiga minuman ini, mana yang kalian sukai? :D

Museum Kartini Jepara


Untuk mengenang jas R.A. Kartini sebagai perintis emansipasi wanita Indonesia, maka pada tahun 1975 Pemerintah Daerah Tingkat II Jepara, atas usulan wakil rakyat dan bantuan dari Presiden Soeharto, mendirikan museum pada tanggal 30 Maret 1975, pada masa pemerintahan Bupati Soewarno Djojomardowo, S.H. dan diresmikan pada tanggal 21 April 1977 oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Jepara, Soedikto, S.H.

Selain menyajikan benda-benda peninggalan R.A. Kartini, Museum ini juga menyajikan warisan budaya yang didapat di daerah Kabupaten Jepara. Museum Kartini merupakan tempat penyimpanan benda-benda peninggalan R.A. Kartini semasa hidupnya serta benda peninggalan kakaknya yaitu RMP Sosrokartono. Selain itu juga menyimpan benda-benda kuno hasil temuan di wilayah Kabupaten Jepara.

Penyajian ruang koleksi dibangi menjadi empat ruangan, yaitu Ruangan I untuk koleksi peninggalan R.A. Kartini berupa benda-benda serta foto semasa masih hidup. Ruang II berisi benda-benda peninggalan RMP Sosrokartono. Ruang III untuk penyajian benda-benda bernilai sejarah dan purbakala yang ditemukan di wilayah Jepara, antara lain arkeologi, keramik, dan juga hasil kerajinan Jepara yang terkenal, antara lain ukir-ukiran, batik troso, keramik, anyaman bambu, dan rotan. Ruang IV berisi tulang ikan raksasa ‘Joko Tuwo’ yang panjangnya kurang lebih 16 meter, yang ditemukan di perairan Kepulauan Karimunjawa pada pertengahan bulan April 1989.

Rabu, 17 September 2014

Gudeg Koyor Yu Tum



Sedikit asing atau tidak asing sama sekali dengan kata Koyor? Ini makanan enak, lho. Terbuat dari otot sapi dan memakannya ditemani dengan kuah sambal goreng serta kuah opor. Gudeng koyor juga tidak lengkap kalau makannya tanpa gudeg. (Iyalah, lha wong namanya aja gudeng koyor!) Kalau nggak pakai gudeg, namanya ya koyor saja.


Gudeg koyor Yu Tum atau sering disebut juga Mbak Tum lumayan terkenal dan ramai disambangi pembeli. Warung makan ini ada area peterongan, berupa tenda biasa dipinggir jalan. Namun, jangan salah sangka, sekalipun tampilan warungnya sederhana, bahkan tidak memungkiri seperti pedagang kaki lima, tapi makanannya rasanya mantap.

Koyornya lembut di lidah. Pete gorengnya pun manis dan segar, berasa krenyes-krenyes. Sambel gorengnya enak, gudeg dan opornya tidak terlalu manis, bahkan cenderung gurih. Kita bisa pesan makanannya pakai lontong atau nasi di sini. Pakai lontong enak, pakai nasi juga sama enaknya. Pilih mana yang disuka. Untuk soal harga, memang agak mahal, tetapi dijamin tidak menyesal mencoba makanan di warung gudeg koyornya Yu Tum.

Kudapan Getuk Kethek



Bacanya bukan kethek ( e yang dibaca bebek atau e yang dibaca pepet). Namun kethek merupakan bahasa jawanya monyet. Iya, disebut sebagai getuk Kethek. Kenapa disebut begitu? Dikarenakan si penjual getuk ternyata memelihara monyet di depan rumahnya, sehingga getuk itu pun bernama getuk Kethek. Getuk merupakan penganan yang disukai dari zaman baheula. Kudapan yang terbuat dari singkong ini memiliki banyak penggemar dan memiliki beragam jenisnya. Dari getuk yang trio yang ada di magelang, getuk goreng di bandungan, bahkan sampai getuk kethek.


Getuk kethek merupakan penganan khas Salatiga. Dibuat oleh Nenek Samsi dengan cita rasa harum, manis, dan gurih, maka lahirlah getuk kethek dengan nama getuk kethek satu rasa ini. Gethuk ini terbuat dari perpaduan singkong, kelapa, dan gula asli. Dengan bahan-bahannya yang alami ini, getuk Kethek hanya tahan berada di luar selama sekitar 6 jam-an.



Namun, sekarang, untuk menikmati kudapan ini, kita tidak perlu jauh-jauh pergi ke Salatiga. Cukup pergi ke Ungaran, tepatnya di belakang kantor DPRD, kita bisa menemukan penjual Getuk Kethek yang tak lain masih merupakan keturunan dari Nenek Samsi. Rasanya yang manis dan, baunya yang harum, tentunya nikmat di lidah. Makanan ini layak untuk dicoba.

(Foto diambil dari berbagai sumber)

Selasa, 16 September 2014

Wisata Kuliner di Singosari Raya

Sekitar 4 atau 5 tahun yang lalu, kawasan di daerah singosari Raya merupakan sebuah jalan biasa yang bisa dibilang tidak memiliki arti apa-apa. Deretan sisi kiri-kanan merupakan rumah-rumah biasa. Hanya ada satu-dua warung di sana dan yang paling terkenal adalah Burjo Singosari. Namun, 2-3 tahun belakangan, tempat ini pelan-pelan berubah.

Bangunan Ruko mulai didirikan, menggantikan rumah-rumah berlantai satu. Rumah-rumah berubah menjadi pertokoan, restoran, dan kafe yang komersil. Jalan yang terkadang sepi, sekarang telah berbah menjadi ramai akan lalu-lalang kendaraan serta parkiran mobil. Tempat ini menjadi kawasan strategis untuk berbisnis.


Ada beberapa macam kafe serta restoran di kawasan singosari ini seperti Cafe Pelangi, Kedai Gula Jawa, Martabak Ufo, Chicken Ramen, Warung makan Kembar, dan yang lainnya. Sulit untuk menyebutkan tempat-tempat itu, tapi... dari tempat makan yang mahal sampai yang murah pun ada di sini. Tidak ada ruginya untuk mampir di singosari raya sejenak untuk mampir dan menikmati makanan yang terhidang di sana. Kalau kita ingin menu western dan kudapan ringan yang enak, kita bisa mampir ke cafe pelangi. Jika ingin makan kue terang bulan atau makanan berat lainnya, kita bisa pilih di Martabak Ufo. Mencicipi sensasi makan mie yang pedas mampus? Ada di Chicken ramen. Harga tiap-tiap makanan bervariasi di masing-masing Kafe. Namun, kisaran harga ada di 10.000-an ke atas.



Senin, 15 September 2014

Bersantap Sate Yang Berbeda!

Kenal binatang ini?


Pasti juga sering lihat yang ini juga.


Bagaimana kalau binatang di atas menjadi seperti ini?


Tegakah Anda memakannya?

Yap, sate kelinci. Siapa yang pernah memakannya? Saya pernah memakannya dan rasanya... sebenarnya tidak terlalu buruk. (Ini merupakan pendapat pribadi saya sendiri, lho). Kata orang kebanyakan, sate kelinci itu enak, rasanya mirip daging ayam. Memang benar, mirip daging ayam kok, hanya saja... bila daging ayam sedikit terasa lemaknya, juga agak kenyal. Daging kelinci sendiri kesat, mungkin rasanya mirip seperti dada ayam.

Saya pernah memakannya sekali dan berpikir ulang untuk mencobanya lagi. (Iya, saya beli dan makan buat memuaskan rasa penasaran saya mengenai rasa sate kelinci). Bukan karena tidak enak. Tapi lebih karena kasian, berhubung saya juga pernah memelihara kelinci jenis rex. Sate kelinci banyak ditemui di bandungan. Harganya pun setara dengan seporsi harga sate ayam. Tertarik mencoba?

(Foto diambil dari berbagai sumber)

Masakan Jepang yang Cocok Di Lidah : Warkoshi

Saya dulu sangat penasaran dengan yang namanya sushi. Di zaman tahun 2009, yang namanya makanan luar, entah itu western atau pun asian, dengan harga miring tentu amat jarang dan tidak sebanyak sekarang. Maka dari itu, ketika ada paketan di sebuah kedai makan di food court sebuah perbelanjaan, saya pun dengan senang hati membeli paketan itu. Dan...

Saya kapok makan sushi.

Iya, gara-gara itu saya tidak mau makan sushi untuk beberapa lama, hingga tahun 2014 ini, salah satu sahabat saya memberitahu perihal kedai sushi yang rasanya enak dan miring. Reaksi saya pertama kali dengan ceritanya adalah apatis. Masak iya ada sushi seperti itu? Jujur, kenangan makan sushi dengan rasa asli itu masih melekat kuat di ingatan saya. Namun, teman saya meyakinkan, kalau sushi di kedai itu sangat berbeda! Tidak ada bau cuka, tidak ada ikan mentah, semua rata-rata matang!




Saya masih apatis, tapi mulai tertarik. Kemudian, saya pun datang ke kedai itu yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal saya. Warungnya kecil, areanya sempit, nggak terlihat seperti kedai jepang kebanyakan, kecuali lampion merah di bagian depan. Saya mendadak skeptis melihat tempatnya. Namun, karena penasaran dengan sushi tersebut, saya pun memaksakan diri untuk masuk dan memesan beberapa potong sushi dan YAAAAA....


Ternyata sushinya memang beda! Cocok di lidah! Rasanya sama sekali tidak aneh, bahkan cenderung enak. Sejak saat itu pun, saya jadi langganan di kedai sushi itu, yang tak lain adalah Warkoshi yang berada di jalan Hayam Wuruk, persis di seberang kampus Fakultas Ilmu Budaya-nya UNDIP. Jadi... kalau ingin mencoba makanan luar dan tidak suka aneh-aneh, lebih baik... cari dulu rekomendasi dari teman-teman ya. Jangan sampai kena jebakan betmen seperti saya.


O, ya, harga per-roll sushi ini berkisar antara 9000 – 18.000an, cukup murah kan? Minumannya juga murah-murah. Sayang, pesan satu porsi itu sama sekali nggak mengenyangkan. Selalu ingin makan lebih kalahu sudah menghabiskan sepiring sushi di sana. :)))

Melihat Bintang Dari Atas


      Bagaimana caranya melihat Bintang dari atas? Aneh ya..., masak bisa? Nggak mungkin.
api mungkin kok. Asal titik-titik cahaya di atas dipindah ke bawah. 

Haaah? Serius? Gimana caranya? 
Jadi... bintangnya diganti lampu aja...., kan lebih mudaaaah. *ditendang sampai timbuktu*


Tapi... kata-kata saya tadi bukan main-main. Kita memang bisa melihat Bintang dari atas, apalagi kalau dari tempat-tempat tinggi seperti bukit atau pegunungan. Niscaya, kita bisa melihat deretan lampu-lampu berwarna-warni di tengah kegelapan malam. Orang mengatakan kalau Semarang bukan koa besar, padahal... kota ini aslinya luas dan memiliki kekayaan tempat. Mau ke pantai? Bisa. Mau ke gunung? Bisa, mau ke daerah gua atau dataran rendah, ada juga. Ke bukit? Ada segudang buanyaknya di daerah Semarang. Di sini, tentu yang saya maksud mencakup Semarang kota maupun Kabupaten Semarang.


Sekarang saya mau membicarkan perihal sebuah restoran yang ada di daerah perbukit Semarang, tepatnya di Gombel. Kawasan yang terkenal angker, rawan kecelakaan, dan penuh dengan misteri ini ternyata menyimpan sebuah keindahan jika malam tiba, yaitu... cahaya lampu-lampu. Dari sebuah restoran bernama Alam Indah di sana, kita bisa menikmati sajian masakan rakyat (dengan harga yang tidak merakyat) sambil menonton keindahan kota Semarang bawah. Lampu bersampur dan dari sana kita juga bisa melihat ke arah pelabuhan.

Bagi pasangan muda, tempat ini terbilang cukup romantis dan menyenangkan, apalagi ada band-nya juga. Sayang..., hati-hati dengan isi dompet. Salah-salah, kebanyakan makan malah bikin kantong terkuras habis :))

Jumat, 12 September 2014

Tugu Muda Semarang : Sebuah Monumen Pengingat Masa Lampau




Tugu Muda Semarang merupakan monumen pengingat, mengenai sebuah peristiwa besar di zaman awal kemerdekaan NKRI. Peristiwa ini erat kaitannya dengan para pemuda dan semangat patriotik.

15 Oktober 1945, kota Semarang teramat mencekam. Hal itu tak lain dan bukan karena ketegangan yang terjadi antara BKR (Badan Keamanan Rakyat) dengan tentara Jepang. Berita proklamasi Kemerdekaan Indonesia membuat rakyat Semarang, khususnya, para pemuda, terlibat aksi perlucutan senjata tentara Jepang tanpa kekerasan. Namun, tentara Jepang, yang bermarkas di Jatingaleh, menolak penyerahan senjata, meski Gubernur Jawa Tengah pada waktu itu, Gubernur Wongsonegoro, sudah menjamin bahwa senjata yang diambil tidak akan digunakan untuk melawan Jepang.

Keadaan semakin mencekam. Pertempuran pun tak bisa dielakkan. Pertempuran antara BKR dengan tentara Jepang berlangsung dari Cepiring sampai bisa dipukul mundur ke Jatingaleh. Suasana pun semakin panas, apalagi terdengar kabar bahwa pasukan Jepang akan mengadakan serangan balasan terhadap pemuda Semarang. Banyak yang menjadi korban dalam serangan-serangan yang dilancarkan saat itu, seperti delapan polisi Istimewa yang sedang menjaga sumber air minum bagi warga kota Semarang. Hal ini menimbulkan desas-desus yang meresahkan masyarakat, karena terdengar kabar bahwa Jepang akan meracuni reservoir yang menjadi tempat cadangan air minum di Siranda.

Desas-desus ini pun membawa satu nama lain yang sampai sekarang dikenal oleh masyarakat, yaitu dr. Kariadi. Sebagai kepala Laboratorium Purusara, dr Kariadi mendapat telepon dari pimpinan Pusat Rumah Sakit Rakyat Purusara untuk mengecek kebenaran kabar tersebut. Istri dr. Kariadi telah mencegah suaminya untuk pergi ke reservoir tersebut, tapi dr. Kariadi berpendapat lain. Beliau tetap pergi ke sana dan mengecek keadaan. Tentara Jepang pun membunuh beliau dengan keji.

Berita terbunuhnya dr. Kariadi menyulut kemarahan rakyat Semarang dan pertempuran pun meluas ke berbagai penjuru kota. Pertempuran berakhir setelah kedatangan tentara Sekutu yang mendarat di pelabuhan Semarang sehingga mempercepat perdamaian antara Jepang dan rakyat. Pertempuran yang berlangsung selama lima hari ini memakan korban sekitar 2000 pihak Indonesia dan 850 tentara Jepang.

Tugu Muda merupakan monumen pengingat pertempuran 5 hari ini. Sekarang, kawasan Tugu Muda menjadi pusat berkumpulnya muda-mudi untuk berekreasi dan berkumpul

PRPP Semarang




PRPP, kependekan dari Pusat Rekreasi Promosi dan Pembangunan, merupakan sebuah tempat yang ada di kompleks Tawang Mas sekitar daerah puri Anjasmoro, berdekatan dengan pantai Marina Semarang. Sebelum tahun 1980, yaitu sekitar tahun 1970, PRPP mempunyai nama PRS atau nama lainnya Pekan Raya Semarang. Itu pun diadakannya tidak di daerah Puri Anjasmoro, melainkan di kawasan Taman Hiburan Rakyat yang kini bernama TBRS (Taman Budaya Raden Saleh).


Awal mula diadakannya PRS memiliki tujuan untuk memeriahkan HUT RI, sekaligus menyajikan hiburan serta memamerkan produk-produk pembangunan daerah atau pun kalangan wisata kepada masyarakat. Namun, seiring berjalannya waktu, pengunjung PRS kian lama-kian meluas, tak hanya dari warga kota Semarang saja. Hal itu pun langsung dimanfaatkan oleh pelaku bisnis dari yang kecil sampai besar untuk memperkenalkan dan memasarkan produk-produk mereka.

Mulai tahun 1985, PRPP dinilai memiliki potensi berkembang yang sangat besar, sehingga dibentuklah kepanitiaan Yayasan PRPP berdasarkan Keputusan Gubernur Jawa Tengah tertanggal 1 Januari 1985 Nomor : 510.1/0249 dan pada akhirnya keputusan tersebut disempurnakan kembali dengan diterbitkannya keputusan tanggal 30 November 1989 Nomor : 510.1/314/1989.

Sampai sekarang, PRPP sering dimanfaatkan untuk event-event besar. Belum lama ini, ada Jateng fair, lalu ada juga taman lampion saat bulan Juni atau Juli lalu. Lokasi PRPP sekarang ini pun terbilang sangat luas, lebih luas dari TBRS, sehingga bisa dimanfaatkan untuk berbagai acara besar. (Foto dari berbagai sumber).


Kamis, 11 September 2014

Tradisi Semarang sebelum dan selama puasa : Dugderan


Membicarakan soal dugderan tak bisa lepas dari bulan puasa, perayaan penyambutan bulan puasa, dan warak ngendhog. Kenapa saya bilang tidak bisa lepas? Karena kenyataannya, setiap kali bulan puasa datang maka dugderan dimulai, dan warak ngendhog pun akan ikut tampil dalam acara ini.

Dugderan yang berasal dari kata ‘dug’ yaitu bedug dan ‘der’ yang bermakna pada suara letusan meriam. Sejarah dugderan berasal dari masa kepemimpinan Bupati Demak, Aryo Purbaningrat. Ketika itu, sang Bupati bermusyawarah dengan sekelompok ulama untuk mengadakan penentuan awal Ramadhan di Masjid Kauman, Semarang.

Dalam penentuan awal Ramadhan ini, para ulama menghasilkan ketetapan resmi kapan dimulainya awal Ramadhan. Sembari menunggu hasil musyawarah hasil keputusan penetapan Ramadhan, Bupati Aryo Purbaningrat mengadakan pasar malam untuk rakyat semarang di sekitar masjid Semarang. Setelah pembacaan awal bulan ramadhan, dilakukan penabuhan beduk disertai bunyi-bunyian meriam dan mercon yang berulang-ulang. Itulah awal sejarah terjadinya dugderan. Dari tahun ke tahun, tradisi dugderan ini terus berlanjut, bahkan dikemas supaya menjadi lebih menarik.

Pasar malam tetap ada di kawasan pasar Johar. Karnaval menyambut datangnya awal bulan puasa dilakukan dan disinilah wark ngendhog, sebagai ikon kota Semarang, banyak terlihat. Warak ngendhog memiliki bentuk fisik unik, yang mencerminkan 3 suku yang tinggal di Semarang. Kepalanya menyerupai kepala naga (Cina), tubuhnya layaknya buraq (Arab), dan empat kakinya menyerupai kaki kambing (Jawa).

Tidak jelas asal-usul Warak Ngendog. Binatang rekaan ini hanyalah mainan dalam bentuk patung atau boneka celengan yang terbuat dari gerabah. Siapa yang menginspirasi pembuatannya pun tak ada yang tahu. Yang pasti sejak dugderan digelar, sejumlah pedagang menggelar mainan ini. Dalam setiap penjualan, penjual menaruh telur ayam matang di bawahnya. Telur itu turut serta dijual bersama waraknya.

Tay Kak Sie



Berdirinya Klenteng Tay Kak Sie yang ada di Gang Lombok Semarang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah bangsa ini, yaitu mengenai perjuangan dan penjajah Belanda. Kelenteng Tay Kak Sie dibangun pada tahun 1746. Dasar berdirinya klenteng ini tidak bisa dipisahkan dari pemberontakan kaum tionghoa yang bermukim di Batavia dulu. Pemerintah Hindia Belanda yang takut pemberontakan akan merembet sampai ke Semarang, akhirnya melokalisir masyarakat tionghoa di kawasan pecinan Semarang. Hal ini dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda supaya bisa mengawasi gerak-gerik masyarakat tionghoa.

Dengan dipindahkannya masyarakat tionghoa ke kawasan kota lama, otomatis membuat jarak kaum tersebut dengan tempat peribadatan mereka, yaitu kelenteng Sam Poo Kong, menjadi sangat jauh. Pada zaman saat itu, tentu pergi bolak-balik dari Sam Poo Kong ke kota lama membutuhkan waktu yang lama. Karena itu, atas inisiatif dan prakarsa dari seorang saudagar bernama Khouw Ping (Xu Peng), didirikanlah sebuah rumah pemujaan yang kemudian diberi nama Kwan Im Ting.

Lambat laun klenteng kecil itu pun menjadi pusat keramaian, hingga pada suatu ketika terjadi bentrokan antara pemuda yang sedang mabuk di halaman klenteng, yang mengundang reaksi besar dari tokoh-tokoh masyarakat waktu itu. Akhirnya, disepakati, klenteng kecil itu pun dipindahkan. Atas dasar ahli fengshui, klenteng tersebu dipindahkan ke kebun lombok yang kemudian sekarang bernama gang lombok. Tay Kak Sie sendiri memiliki arti yaitu kuil kesadaran.



Kuil tersebut masih terawat baik dan berdiri megah sampai sekarang. Kita bisa datang berkunjung ke sana dan masuk ke dalamnya. Hanya saja, hati-hati, jangan sampai mengganggu orang-orang yang beribadah di dalam sana.

Rabu, 10 September 2014

Tempat Wisata Air Owabong





Berjalan-jalan ke Purbalingga kurang lengkap rasanya kalau tidak mampu ke wahana wisata air Owabong. Tempat wisata air itu merupakan salah satu tempat wisata keluarga yang dikelola sangat baik dan mempunyai fasilitas yang lumayan lengkap. Para pengunjung bisa berekreasi sekaligus bersenang-senang sambil main air di sana. Lokasi Owabong yang dekat dengan pegunungan juga membuat keadaan di sekitar menjadi rindang dan asri.


Letak pasti Owabong berada di Desa Bojongsari Kecamatan Bojongsari Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Diperlukan waktu perjalanan sekitar 4 jam dari kota Semarang, dan 5 jam perjalanan dari kota Yogyakarta. Seperti konsepnya, yaitu wahana wisata air, Owabong memiliki banyak permainan yang tentu saja bertemakan air. Dari waterboom yang tingginya sampai 13 meter, kolam renang Olympic yang memiliki panjang 50 meter dan lebar 21 meter in serta kedalaman 120 cm hingga 225 cm, sampai permainan kolam ember tumpah. Selain permainan air, Owabong juga menyediakan permainan lainnya, seperti Sirkuit Gokart dan Flying Fox, serta ada juga Wahanya Cerdas Anjungan Wisata Dirgantara.

Tertarik untuk mencoba permainan-permainan di sana? Harga tiket masuk yang harus anda bayar adalah Rp25.000* per orang untuk hari libur, dan Rp20.000* per orang untuk hari biasa. Anda pun masih harus membayar uang lagi kalau ingin mencoba wahana air di Owabong. Tarifnya pun cukup terjangkau, yaitu mulai dari Rp10.000* – Rp15.000*. Biaya parkir untuk motor Rp1.000*, dan Rp2.000* untuk mobil.

Fasilitas yang ditawarkan Owabong cukup mewakili semua golongan umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Ada fasilitas Rest Area, Mushola, restoran, loker dan lain-lain.