Bumi Sukowati, sebutan lain
dari kabupaten Sragen. Nama tersebut merupakan nama yang telah digunakan pada
masa pemerintahan Kerajaan Surakarta, yang pada akhirnya berubah nama menjadi
Sragen. Kabupaten Sragen terletak pada lembah aliran sungai bengawan Solo yang
mengalir ke arah timur. Ada pun batasan alam di 2 mata angin lainnya adalah
gununga lawu di selatan, utara perbukitan yang merupakan sistem pegunungan
Kendeng. Luas wilayah Kabupaten Sragen adalah 941,55 km2 yang terbagi dalam 20
kecamatan yang dibagi lagi atas sejumlah 208 desa dan kelurahan. Pusat pemerintahan
berada di Kecamatan Sragen.
Berdirinya Kabupaten Sragen melalui
pengorbanan serta rasa cinta tanah air yang sangat dalam. Bagaimana tidak?
Berdirinya kabupaten ini berkaitan dengan sejarah bangsa, ketika penjajah
Belanda masih menguasai Indonesia. Jadi, awal mula berdirinya Kabupaten Sragen
ini berkaitan dengan pergerakan Pangeran Mangkubumi, yang kelak akan menjadi
Sri Sultan Hamengku Buwono I, yang melakukan perlawanan bagi penjajahan
kolonial Belanda.
Pangeran Mangkubumi, yang
tak lain adalah adik dari Sunan Pakubuwono II yang berasal dari Mataram, sangat
benci dengan pemerintah Kolonial Belanda karena menindas dan menjajah rakyat
Jawa. Pada masa itu sikap Belanda sangat kejam, rakyat dijadikan budak dan
pesuruh tidak diberi gaji dan penghidupan layak. Mereka senantiasa bekerja dan
tidak ada waktu sedikit pun untuk beristirahat. Hal inilah yang mendasari
kemarahan pangeran Mangkubumi. Beliau pada akhirnya memutuskan untuk mengadakan
perang dengan pemerntah kolonial. Peperangan ini dimulai dari tahun 1746 sampai
1757.