Berdirinya Klenteng Tay Kak Sie yang ada di Gang Lombok Semarang
tidak bisa dipisahkan dengan sejarah bangsa ini, yaitu mengenai perjuangan dan penjajah
Belanda. Kelenteng Tay Kak Sie dibangun
pada tahun 1746. Dasar berdirinya klenteng ini tidak bisa dipisahkan dari pemberontakan
kaum tionghoa yang bermukim di Batavia dulu. Pemerintah Hindia Belanda yang takut
pemberontakan akan merembet sampai ke Semarang, akhirnya melokalisir masyarakat
tionghoa di kawasan pecinan Semarang. Hal ini dilakukan oleh Pemerintah Hindia Belanda
supaya bisa mengawasi gerak-gerik masyarakat tionghoa.
Dengan dipindahkannya masyarakat tionghoa
ke kawasan kota lama, otomatis membuat jarak kaum tersebut dengan tempat peribadatan
mereka, yaitu kelenteng Sam Poo Kong, menjadi sangat jauh. Pada zaman
saat itu, tentu pergi bolak-balik dari Sam
Poo Kong ke kota lama membutuhkan waktu yang lama. Karena itu, atas inisiatif
dan prakarsa dari seorang
saudagar bernama Khouw Ping (Xu Peng), didirikanlah sebuah rumah pemujaan yang kemudian
diberi nama Kwan Im Ting.
Lambat laun klenteng kecil itu pun menjadi
pusat keramaian, hingga pada suatu ketika terjadi bentrokan antara pemuda yang sedang
mabuk di halaman klenteng, yang mengundang reaksi besar dari tokoh-tokoh masyarakat
waktu itu. Akhirnya, disepakati, klenteng kecil itu pun dipindahkan. Atas dasar
ahli fengshui, klenteng tersebu dipindahkan ke kebun lombok yang kemudian sekarang
bernama gang lombok. Tay Kak Sie sendiri memiliki arti yaitu kuil kesadaran.
Kuil tersebut masih terawat baik dan berdiri megah sampai
sekarang. Kita bisa datang berkunjung ke sana dan masuk ke dalamnya. Hanya saja,
hati-hati, jangan sampai mengganggu orang-orang yang beribadah di dalam sana.