Tampilkan postingan dengan label kucing. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label kucing. Tampilkan semua postingan

Senin, 22 September 2014

Menjaga Kesehatan Si Kucing

Sering kali kita mendengar kucing selalu disalahkan akibat kemandulan seseorang, terutama karena hewan ini bisa menjadi pembawa virus toxoplasma yang menempel pada fesesnya. Selain itu, kucing juga sering disalahkan karena bulu-bulunya yang bisa menyebabkan asma. Padahal, kalau kita mau belajar lebih jauh, tidak hanya kucing yang bisa menjadi pembawa penyakit.

Hewan peliharaan lainnya, maupun hewan liar di sekitar kita bisa menjadi pembawa penyakit untuk diri kita sendiri. Toxoplasma misalnya. Virus tersebut tidak hanya diidap oleh kucing, melainkan juga sapi bahkan ada pada tanaman. Bila kita senang makan daging setengah matang maupun sering makan sayuran yang kurang bersih, maka waspadalah, kita pun rawan terkena virus tersebut.



Pertama-tama, untuk menjaga kesehatan si kucing, pastikan agar litter box atau tempat penampung pup si kucing bersih setiap hari. Jangan biarkan ada kotoran menggumpal di sana karena si kucing pasti akan pup di sembarang tempat. Kemudian, pastikan makanan si kucing pun matang. Jaga dia jangan sampai makan hewan sembarangan, seperti cecak, tikus, atau apa punlah, karena daging mentah terkadang bisa menjadi pembawa virus toxo. Rebus atau goreng ikannya sampai benar-benar matang pada si kucing, atau berikan si kucing makanan dari pet shop.

Setelah itu, vaksinasi si kucing dengan vaksin rabies atau juga vaksin lainnya, supaya hewan peliharaan kita tidak menularkan penyakit berbahaya untuk keluarga kita. Bisa juga mensterilkan si kucing supaya anda tidak kerepotan merawat kitten-kitten (maksudnya anak-anak kucing) secara terus-menerus. O, ya, sterilisasi, selain untuk mengendalikan jumlah populasi kucing di rumah anda, juga bermanfaat supaya anda tidak terganggu dengan kucing yang sedang birahi. Jika anda punya kucing betina atau jantan, dan mereka dalam masa birahi, maka siap-siap saja mendengar suara berisik kucing-kucing itu sehari semalam sampai mereka kawin. Selama belum dikawinkan, kucing-kucing itu tidak akan berhenti mengeong dan mengganggu seisi rumah.

Dengan merawat dan memperhatikan kesehatan si kucing, maka kita pun sama saja menjaga kesehatan bagi keluarga kita sendiri ^_^

Persiapan Merawat Kucing



Suatu ketika saat melihat hewan-hewan lucu di pet shop, Anda melihat beberapa ekor hewan yang menarik perhatian hingga tertarik untuk membelinya? Atau.... ketika berjalan-jalan di sekitar kompleks perumahan, menemukan anak kucing kecil yang menyedihkan hingga timbul rasa untuk memeliharanya? Sebelum memelihara kucing-kucing tersebut, ingatlah satu hal. Pastikan anda sabar dan telaten dalam merawat mereka. Karena percayalah, tanpa kesabaran dan ketelatenan, bukannya mendapat penghiburan dari hewan-hewan itu, anda malah akan dibuat marah dan jengkel karena kucing-kucing itu merepotkan anda.

Yah..., kucing itu memang hewan yang menggemaskan sekaligus menjengkelkan. Ada komentar menggelikan yang kata-katanya kira-kira begini, ‘kalau kita memelihara kucing, kita tidak akan tahu siapa yang jadi majikan, siapa yang jadi peliharaan’. Hal ini tak lain dan tak bukan karena memang kucing membutuhkan perhatian dan menutut kesabaran kita banyak-banyak.

Saat pertama kali memelihara kucing, pastikan anda sudah memiliki tempat untuk pup si kucing yang biasa dinamai litter box beserta pasirnya, yang bisa pasir kucing sekali pakai atau pasir kucing yang bisa dicuci dan dipakai ulang. Entah itu pasir kucing sekali pakai atau yang bisa bisa dicuci, pastikan kalau setiap hari tidak ada kotoran yang menggumpal di wadah pup si kucing. Hal ini untuk mencegah agar kucing tersebut tidak pup atau kencing di sembarang tempat. Kucing itu hewan yang suka kebersihan, kalau tempat pupnya kotor, dia biasanya cari tempat pup lainnya.


Melatih si kucing untuk pup di tempatnya pun tidak mudah. Saya harus mengajari si anak kucing untuk pup di litter box berkali-kali sampai mereka paham, kalau itu memang tempat untuk pup dan kencing. Kalau kucing dewasa, lebih mudah lagi. Dulu, cara saya termasuk sederhana. Sebelumnya, kucing saya pernah pup sembarangan, sehingga akhirnya saya membawa sebagian pupnya (yang saya ambil dengan sekop khusus) dan saya taruh di litter box. Si kucing akan mengendusnya sendiri sebelum akhirnya paham, kalau di sanalah dia bisa pup dan kencing.

Setelah beres tempat pup, mari kita bicarakan makanan. Untuk kucing luar, biasanya makanan mereka makanan khusus yah semacam royal canin atau makanan-makanan lain yang dijual di pet shop dengan harga bervariasi. Untuk kucing kampung, biasanya lebih muda lagi perawatannya. Dia mau-mau saja dikasih makan nasi yang dicampur dengan ikan rebus. (Ingat, pastikan makanan kucing-kucing anda dalam keadaan matang, supaya dia sehat). Kadang-kadang diberi makanan kucing seperti royal canin, tak apa, hanya untuk selingan saja. Kalau keseringan malah bikin kantong kering. :D



Setelah memastikan tempat pup, makanannya, sekarang tempat tinggalnya. Kita bisa menyiapkan kandang khusus bagi si kucing. Namun, kalau tidak mau repot, kita bisa menempatkan si kucing di suatu area rumah kita. (Kalau kucing kampung sih, tidak masalah dibiarkan di luar). Di sana, siapkan tempatnya supaya bisa tidur atau pun makan dan minum. Jangan lupa mainannya. Kucing pun doyan main, lho.

Kemudian, untuk kesehatannya, bawa si kucing ke dokter hewan untuk mendapat vaksinasi atau sterilisasi pula. Kucing apa pun, entah itu peranakan atau kampung, selama dia dirawat dengan baik, hasilnya pun akan bagus. Dan kucing sebagus apa pun, jika perawatannya jelek, tetap saja akan si kucing bisa sakit. Karena itu, sabar dan telatenlah dalam merawat si kucing. Anggap saja seperti punya momongan yang bisa nyakar dan nggigit. :)))