Saya dulu sangat penasaran dengan yang
namanya sushi. Di zaman tahun 2009, yang namanya makanan luar, entah itu western
atau pun asian, dengan harga miring tentu amat jarang dan tidak sebanyak sekarang.
Maka dari itu, ketika ada paketan di sebuah kedai makan di food court sebuah perbelanjaan,
saya pun dengan senang hati membeli paketan itu. Dan...
Saya kapok makan sushi.
Iya, gara-gara itu saya tidak mau makan
sushi untuk beberapa lama, hingga tahun 2014 ini, salah satu sahabat saya memberitahu
perihal kedai sushi yang rasanya enak dan miring. Reaksi saya pertama kali dengan
ceritanya adalah apatis. Masak iya ada sushi seperti itu? Jujur, kenangan makan
sushi dengan rasa asli itu masih melekat kuat di ingatan saya. Namun, teman saya
meyakinkan, kalau sushi di kedai itu sangat berbeda! Tidak ada bau cuka, tidak ada
ikan mentah, semua rata-rata matang!
Saya masih apatis, tapi mulai tertarik.
Kemudian, saya pun datang ke kedai itu yang letaknya tak jauh dari tempat tinggal
saya. Warungnya kecil, areanya sempit, nggak terlihat seperti kedai jepang kebanyakan,
kecuali lampion merah di bagian depan. Saya mendadak skeptis melihat tempatnya.
Namun, karena penasaran dengan sushi tersebut, saya pun memaksakan diri untuk masuk
dan memesan beberapa potong sushi dan YAAAAA....
Ternyata sushinya memang beda! Cocok di
lidah! Rasanya sama sekali tidak aneh, bahkan cenderung enak. Sejak saat itu pun,
saya jadi langganan di kedai sushi itu, yang tak lain adalah Warkoshi yang berada
di jalan Hayam Wuruk, persis di seberang kampus Fakultas Ilmu Budaya-nya UNDIP.
Jadi... kalau ingin mencoba makanan luar dan tidak suka aneh-aneh, lebih baik...
cari dulu rekomendasi dari teman-teman ya. Jangan sampai kena jebakan betmen seperti
saya.
O, ya, harga per-roll sushi ini berkisar
antara 9000 – 18.000an, cukup murah kan? Minumannya juga murah-murah. Sayang, pesan
satu porsi itu sama sekali nggak mengenyangkan. Selalu ingin makan lebih kalahu
sudah menghabiskan sepiring sushi di sana. :)))
0 komentar:
Posting Komentar